Wednesday, August 5, 2009

Pikiran Yang Sudah Berpasangan

Bagaimana bisa realitas perasaan yang mendesak semacam, "saya harus memilikinya setiap menit" di otak itu berubah menjadi pikiran seperti, "oh, hei, kamu lagi, sayang. bagaiman kabarmu?" serbuan hormon dopamin di otak perlahan-lahan menyurut. jika kita punya pemindai MRI untuk mengamati otak yang terjadi ketika seorang perempuan beralih dari keadaan di awal asmara ke keadaan sesudah lama berpasangan dan sirkuit dan lapar-mendamba yang berpendar-pendar itu mulai meredup, sementara sirkuit keterikatan mengeluarkan binar kuning.

Kita tahu bahwa perasaan cinta membara yang menimbulkan rasa gembira itu tidak berlangusng selamanya dan bagi sebagian orang, hilangnya intensitas ini bisa melengahkan. inilah penyebab saya berkenalan dengan Melissa. sesudah berhubungan dengan rob selama setahun, dia datang menemui saya. dia menjelaskan bahwa selama lima bulan pertama dia dan Rob menikmati masa-masa indah dan menggairahkan setiap hari serta menanti-nanti setiap menit yang bisa dilewatkan bersama. sekarang, mereka sudah bertunangan, masing-masing punya pekerjaan yang penuh tuntutan dan mulai memikirkan pernikahan dan keluraga. tetapi, melissa mulai "merasa datar" mengenai hubungan ini. perasaan batinnya tidak lagi memberi kepastian itu. dia khawatir bahwa dia sudah tidak terlalu berminat lagi. bukannya dia menemukan atau bahkan menginginkan orang lain. hanya saja sekarang, terutama kalau dibandingkan dengan lima bulan pertama hubungan mereka, segala sesuatunya kehilangan daya tarik dan kegairahan seperti yang diharapkan. apa yang "tidak beres" dengan dirinya? apakah Rob orang yang tepat? apakah dirinya normal? mungkinkah dia bahagia dengan Rob dalam jangka panjang?

Banyak orang, seperti melissa, mengira KALAU HILANGNYA RASA MABUK ASMARA DALAH TANDA BAHWA HUBUNGAN SUATU PASANGAN MULAI RENGGANG. akan tetapi kenyataannya, PASANGAN ITU MUNGKIN HANYA SEDANG MEMASUKI FASE HUBUNGAN YANG PENTING DAN BERSIFAT JANGKA PANJANG, yang digerakan oleh adanya tambahan sirkuit-sirkuit neurologis yang berbeda. para ilmuwan berpendapat bahwa "jejaring keterikatan" merupakan sistem otak tersendiri yang mengganti intensitas asmara yang limbung itu dengan perasaan damai, tenang, dan pertalian yang lebih langgeng. sirkuit-sirkuit otak untuk komitmen jangka panjang dan pemeliharaan ikatan menjadi sangat aktif.

Ketika para periset di University College, London, memindai otak orang-orang yang sudah menjalani hubungan cinta selama rata-rata 2,3 tahun, mereka menemukan bahwa yang menyala bukanlah sirkuit otak untuk cinta membara yang menghasilkan dopamin itu tetapi area-area otak lainnya, seperti area yang terkait dengan pertimbangan kritis. aktivitas di sirkuit keterikatan dipertahankan dan diperkuat selama bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya oleh berbagai pengalaman positif yang menyenangkan kedua pihak, yang semuanya melepaskan oksitosin.

di sadur dari buku FEMALE BRAIN karangan Louann Brizendine.

No comments:

Post a Comment