Tuesday, January 13, 2009

Cinderelieya ♥


Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Philosophia. Kehidupan masyarakat di kerajaan tersebut amatlah tenang, damai, dan sejahtera. Di dalam istana kerajaan tersebut, ada seorang raja dan ratu yang sedang berbahagia. Karena mereka baru saja dikaruniai seorang anak, dia adalah putri kecil Cinderelieya.
Ketika Cinderelieya baru saja menginjak umur 1 tahun, terjadi kekacauan di kerajaan tersebut. Ada segerombolan prajurit pemberontak, yang dipimpin oleh Perdana Menteri kerajaan tersebut. Perdana menteri itu berkhianat dari kerajaan. Dia berusaha merebut tahta kerajaan. Akhirnya, sang raja pun terdesak, dan ikut bertarung. Dia berusaha untuk melindungi Ratu dan Cinderelieya kecil. “Istriku, cepat lari dari sini, dan cari tempat yang aman untuk kamu dan Cinderelieya!”, kata sang Raja. Akhirnya, ratu sambil menangis berlari keluar istana untuk menyelamatkan diri dan anaknya. Ratu berlari ke hutan. Tapi, tanpa diduga, ada beberapa kaum pemberontak yang mengikuti Ratu tersebut. Sang Ratu pun kemudian berfikir untuk mencari tempat aman demi menyelamatkan Cinderelieya kecil. Dan kemudian, dia melihat sebuah lubang di Batang Pohon Beringin yang begitu besar. Cinderelieya kecil diletakkan disana, dan Ratu bergegas lari mencari tempat aman. Tetapi, apa daya, dia tidak bisa lari begitu cepat. Akhirnya, ratu pun tertangkap dan dibawa ke penjara istana.
Saat dipenjara, ratu mendengar kabar bahwa tahta kerajaan telah jatuh ke tangan perdana menteri. Dan dia mendengar kabar bahwa sang suami, Raja Philosophia telah tewas terbunuh. Ratu pun menangis begitu keras, dan dia terus menerus menangis. Larut dalam kesedihan yang begitu mendalam, ratu pun menjadi bisu, dan tampak selalu murung. Para pengawal penjara mengira bahwa dia sudah tidak waras.
Di tempat lain, di hutan, ada seorang kakek penebang kayu yang sedang bekerja. Dia melihat pohon beringin yang begitu bagus untuk ditebang. Saat kakek itu akan menebang, dia terkejut mendengar suara tangisan bayi perempuan. Dan alangkah kagetnya dia melihat seorang bayi kecil berada di dalam lubang pohon yang akan dia tebang. “Orangtua mana yang tega membiarkan anaknya disini?”, pikir kakek tersebut. Akhirnya, sang kakek pun segera membawa bayi itu pulang. Di rumah kakek itu, hanyalah terbuat dari kayu, dan semua perabotan pun dari kayu. Dia hanya tinggal seorang diri karena sang nenek telah meninggal, tapi mereka tidak mempunyai anak. Dan dia pun berfikir untuk terus merawat anak tersebut, dan menganggapnya seperti anaknya sendiri.
Waktu terus berputar, dan Cinderelieya pun semakin besar. Dia baru saja menginjak umurnya yang ke-6 tahun. Cinderelieya tumbuh menjadi anak yang baik dan cerdas. Dia punya keinginan untuk membantu kakek tersebut bekerja. “Kek, aku ingin sekali membantu pekerjaan kakek.”, kata Cinderelieya. Tapi, sang kakek melarang, karena pekerjaan menebang kayu adalah hal yang berat. Dengan terpaksa, Cinderelieya menurut perkataan kakek tersebut. Tapi, dia ingin sekali untuk melakukan sesuatu untuk sang kakek. Dan dia mendapatkan ide, dia ingin memasak untuk sang kakek. Ketika kakek kerja, dia mencari sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian untuk dimasak. Dan dia pun memulai eksperimen memasaknya. Ketika sang kakek pulang, dia mencium aroma makanan yang begitu mengundang selera. Dan alangkah kagetnya, melihat Cinderelieya sedang duduk dengan rapi dan di meja makan tersebut terhidangkan makanan yang tampak nikmat. Kakek pun segera menyantap makanan tersebut karena ia begitu lapar. “Wah! Sungguh enak sekali makanan ini, darimana kamu mendapatkan makanan yang begitu nikmat ini, Cinderelieya?”. “Aku membuatnya sendiri untuk kakek.”, kata Cinderelieya. Kakek tersebut kaget seolah tidak percaya. Bagaimana tidak, Cinderelieya masih kecil. Cinderelieya membuat makanan tersebut dengan coba-coba, tapi ternyata dia mempunyai bakat memasak yang hebat yang tumbuh pada dirinya.
Ketika Cinderelieya tumbuh semakin besar, dan dia menjadi gadis yang begitu cantik, Sang Raja Philosophia (mantan perdana menteri) melintasi hutan bersama para pengawalnya. Dia dan pengawal-pengawal sedang begitu lapar, karena mereka baru saja melakukan perjalanan jauh. Dan tiba-tiba, ada aroma masakan yang begitu menggoda. Raja pun menyuruh para pengawalnya untuk mencari asal aroma tersebut. Dan akhirnya, para pengawal menunjukkan rumah kayukepada Raja, karena dari sanalah aroma tersebut berasal. Akhirnya, mereka pun mendatangi rumah tersebut. “Dok, dok, dok”. Pintu diketuk oleh pengawal. Kakeklah yang membuka pintu tersebut, dan alangkah terkejutnya sang kakek melihat Raja dan pengawal mendatangi rumahnya. “Hai kalian! Berikan saya makan, maka saya tidak akan menghukum kalian”, kata sang Raja dengan angkuh. Kakek pun memanggil Cinderelieya untuk segera menyajikan makanan untuk mereka. Cinderelieya pun datang dan segera menyajikan makanan tersebut. “Silakan dimakan”, kata Cinderelieya dengan manisnya. Para pengawal kerajaan kagum dengan kecantikkan Cinderelieya. Salah satunya adalah Shenztein. Dia begitu mengagumi Cinderelieya. Raja pun segera menyantap makanan itu, dan dia sangat menyukai masakan Cinderelieya yang begitu nikmat. “Cinderelieya, ikutlah saya ke istana. Kamu akan saya jadikan juru masak kerajaan, kehidupanmu disana akan jauh lebih baik dibanding disini”, kata sang Raja. Cinderelieya menolak, dia tidak ingin meninggalkan kakeknya. Tapi, Raja mengancam kalau Cinderelieya menolak, maka dia akan memerintahkan pengawalnya untuk dipenjara. Akhirnya, dengan terpaksa, Cinderelieya pun menuruti keinginan Raja tersebut. Dia ikut ke istana. Dan alangkah kagetnya Cinderelieya, untuk pertama kalinya dia ke kota dalam perjalanan menuju istana, tapi yang dia lihat adalah kota yang rakyatnya begitu sengsara dan miskin. Hanya istana sajalah tempat yang paling indah dan makmur.
Setibanya di Istana, Cinderelieya memulai kerjanya sebagai juru masak, dia harus membuat masakan yang enak untuk sang Raja dan pengawalnya. Tapi, Cinderelieya pun meminta pada sang Raja untuk mengizinkannya membuat masakan untuk para tahanan kerajaan. Karena Cinderelieya melihat para tahanan yang hidup sengsara dan banyak yang sakit karena makan makanan yang tidak sehat. Raja pun mengizinkannya.
Dan waktu terus berjalan, Cinderelieya terus bekerja sebagai juru masak. Saat di Istana, Cinderelieya dekat dengan seorang pengawal kerajaan. Dia adalah Shenztein. Mereka berdua sering berbagi cerita bersama. Saat malam tiba, Shenztein mengajak Cinderelieya untuk pergi ke gunung/bukit di dekat istana. Dan mereka kembali bercerita bersama. Cinderelieya ingin sekali tahu lebih dalam tentang kerajaan Philosophia lebih dalam. Shenztein pun menceritakan tentang Philosophia lama yang kehidupannya lebih makmur dibanding sekarang, sejak dipimpin raja baru. Selain itu, Shenztein juga menceritakan tentang kedua orangtuanya yang terbunuh akibat peperangan dengan kaum pemberontak dahulu. Shenztein merindukan Philosophia lama, karena Philosophia yang sekarang begitu kacau. Dia berandai-andai ingin mewujudkan kerajaan seperti Philosophia lama. Cinderelieya juga menceritakan tentang masa lalunya, bahwa dia tidak tahu sama sekali tentang orangtuanya.
Keesokan harinya, seperti biasa, Cinderelieya membuat masakan untuk para penghuni istana dan tahanan. Ketika Cinderelieya masuk ke penjara istana untuk memberikan makanan para tahanan, dia merasa kasihan dengan seorang ibu tua yang selalu saja diam, merenung. Kemudian Cinderelieya mencoba untuk mengajaknya bicara. “Wahai ibu tua, mengapa engkau selalu murung?”, tanya Cinderelieya. Dan tiba-tiba, ibu itu malah terkaget melihat Cinderelieya. Tiba-tiba ibu itu berteriak, “Engkau anakku! Siapa namamu gadis cantik?”. “Aku Cinderelieya”, jawabnya. Ibu itu kembali bertanya, “Darimana engkai mendapatkan nama itu?”. “Saat kecil, aku ditemukan oleh kakek tua, dan dia memberikanku nama itu, karena saat itu aku mengenakan kalung yang bertuliskan namaku”. “Benar, engkau anakku! Akulah yang memberikanmu nama itu, akulah ibu kamu!”, kata ibu tersebut. “Sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah menduga engkai anakku!”, tambahnya. Kemudian, ibu itu pun menceritakan tentang keluarganya. Cinderelieya seolah tidak percaya bahwa dahulu dia adalah puteri kerajaan. Tanpa diduga, ada penjaga tahanan kerajaan yang menguping pembicaraan mereka. Dan penjaga itu dengan segera memberitahukan sang raja akan hal tersebut. Raja pun memerintahkan para pengawalnya untuk segera menangkap Cinderelieya, karena Raja ingin seluruh keluarga Raja Philosophia lama hidup di dalam penjara. Shenztein pun mendengar kabar bahwa Cinderelieya akan segera ditangkap. Dia dengan segera mencari Cinderelieya untuk membawanya lari dari Istana. Dan akhirnya, Shenztein pun menemukan Cinderelieya terlebih dahulu dibanding pengawal lain. Namun, Cinderelieya tidak mau pergi meninggalkan ibunya. Kemudian Shenztein menghancurkan penjara tempat ibunya Cinderelieya. Dan dengan segera, Shenztein mengambil kuda miliknya, dan mereka bertiga pun lari ke tempat lain yang jauh dari istana. Shenztein membawa Cinderelieya dan ibunya ke suatu desa terpencil yang jauh dari istana. Ternyata, di desa terpencil itu, dipenuhi penduduk Philosophia yang lari dari kerajaan tersebut karena mereka semua membenci pemerintahan Raja baru Philosophia.
Akhirnya, disana ada sebuah rumah reyot, yang sudah tidak berpenghuni lagi. Untuk sementara, Cinderelieya dan ibunya akan tinggal disana. Kedatangan Cinderelieya dan ibunya disambut dengan sangat ramah oleh penduduk. Karena, mereka sangan mencintai keluarga raja terdahulu. Cinderelieya pun cepat sekali merasa dekat dengan mereka.
Di dalam istana, sang Raja juga mendengar kabar bahwa salah seorang prajuritnya berkhianat dan membawa lari Cinderelieya. Maka, Raja pun meminta para pengawalnya untuk menangkap Shenztein dan Cinderelieya beserta ibundanya.
Di desa tempat Cinderelieya bersembunyi dari pengawal kerajaan, Cinderelieya sangat disukai penduduk sana. Karena, Cinderelieya selalu membuat masakan untuk dimakan bersama. Tetapi, tiba-tiba pengawal kerajaan datang. Dan mereka menangkap Cinderelieya, dan dibawanya ke istana. Shenztein dan ibunda Cinderelieya sedang berada di dalam rumah kayu tersebut. Dan ada salah seoeraqng penduduk Shenztein yang memberitahukannya bahwa Cinderelieya, telah ditangkap. Shenztein segera mengambil kudanya, dan menuju istana untuk menyelamatkan Cinderelieya.
Setibanya Shenztein secara diam-diam di Istana, dia sudah mengetahui lorong-lorong jalan rahasia menuju penjara. Dan lorong tersebut hanya diketahui oleh sedikit pengawal. Lorong itu sangat sepi. Dan, berhasilah Shenztein menuju penjara. Disana, dia melihat Cinderelieya yang sedang dipaksa oleh pengawal kerajaan untuk memasakkan makanan. Pengawal-pengawal kerajaan sangat menyukai masakan buatan Cinderelieya. Shenztein melemparkan batu kecil, Cinderelieya kaget. “Sstt..ini aku, Shenztein!”, kata dia. “Tetaplah memasak, dan pura-puralah engkau tidak mengetahui keberadaan aku disini!”, bisik Shenztein. Cinderelieya menuruti perkataan Shenztein. “Carikan daun pohon hitam di dekat istana”, kata Cinderelieya berbisik kepada Shenztein. Shenztein segera keluar, dan mengambil daun itu. Rupanya, daun pohon hitam adalah daun beracun. Dia segera kembali, dan melemparkannya pada Cinderelieya secara diam-diam. Masakan pun jadi, dan para pengawal telah berkumpul di penjara untuk makan masakan Cinderelieya yang enak. Mereka menyantap makanan itu hingga habis. Tiba-tiba, mereka tertidur hingga pingsan. Efek daun pohon hitam telah bekerja. Shenztein dengan segera keluar dari tempat persembunyiannya, dan mengambil kunci penjara dari pengawal yang tertidur. Dia membuka penjara Cinderelieya, dan memasukkan para pengawal ke dalam penjara.
Saat ingin membawa Cinderelieya kabur dari istana, Shenztein berfikir bahwa masalah kerajaan tidak akan bisa selesai, kecuali Raja hilang. Akhirnya, Shenztein masuk ke dalam ruang Raja. Awalnya, Cinderelieya melarang Shenztein untuk melakukan hal tersebut. Tapi, Shenztein tetap ngotot, karena tidak kuat melihat rakyat Philosophia menderita. “Hei, kau pengawal pengkhianat! Mengapa engkau bisa masuk ruangku, pengawal!”, Raja memanggil pengawalnya, tapi tidak seorangpun yang datang. “Hai, Raja yang kikir, bertarunglah denganku!”, kata Shenztein. Dan mereka berdua pun bertarung dengan keras. Ternyata, Shenztein cukup tangguh, karena sebenarnya dialah pengawal terbaik kerajaan. Raja terlalu tua untuk melawan Shenztein. Raja pun tewas dalam pertarungan itu.
Setelah itu, berita kematian Raja pun tersebar, dan untuk sementara, pemimpin kerajaan Philosophia adalah Cinderelieya, karena dia adalah anak dari Raja Philosophia lama. Cinta semakin mendekatkan Cinderelieya dan Shenztein. Merekapun segera menikah. Dengan begitu, pemimpin kerajaan Cinderelieya adalah Shenztein. Dia dinobatkan sebagai Raja, dan Cinderelieya sebagai Ratu. Ibunda Cinderelieya tinggal di istana bersama mereka. Dan,kakek yang dahulu merawat Cinderelieya diangkat menjadi Perdana Menteri. Hidup rakyat Philosophia pun berubah menjadi makmur. Mereka sangat menyukai Raja dan Ratu mereka. Dan Cinderelieya dan Shenztein pun hidup bahagia untuk selamanya.

-Philoshenlieya-