Saturday, August 15, 2009

Otak Yang Sedang Jatuh Cinta

Jatuh cinta adalah salah satu perilaku atau keadaan otak yang paling tidak rasional yang tak terbayangkan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. otak menjadi "tidak logis" dalam gelora asmara baru itu, sehingga otak, buta terhadap kekurangan-kekurangan sang kekasih. ini adalah keadaan di luar kesadaran. jatuh cinta secara menggebu atau yang disebut kasmaran itu sekarang menjadi keadaaan otak yang terdokumentasi, yang berbagi sirkuit-sirkuit otak dengan keadaan obsesi, mania, mabuk, haus dan lapar. keadaan ini bukanlah suatu emosi tetapi memperkuat atau melemahkan emosi-emosi lain. aktivitas otak yang membara ini berbahan bakar hormon dan senyawa kimia-saraf seperti dopamin estrogen,oksitosin, dan testoteron.

sirkuit-sirkuit otak yang di aktifkan saat kita jatuh cinta sama dengan sirkuit-sirkuit dalam otak seorang pecandu narkoba yang sedang parah-parahnya mendambakan suntikan berikutnya. keadaan yang hampir sama terjadi bila orang meminum ecstasy. cinta asmara yang sesungguhnya adalah mabuk ecstasy yang alami. gejala-gejala klasik pada awal cinta juga serupa dengan efek awal narkoba semacam amfetamin, kokain, dan candu seperti heroin dan morfin. obat-obatan ini memicu sirkuit imbalan di otak yang menimbulkan pelepasan dan efek kimiawi yang serupa denagn efek asmara. sebenarnya, gagasan kalau orang bisa ketagihan cinta ada benarnya. pasangan-pasangan kekasih, khususnya 6 bulan pertama, mendambakan perasaan ecstasy dari kebersamaan dan mungkin merasa saling tergantung. penelitian atas cinta yang membara memperlihatkan bahwa keadaan otak ini bertahan kira-kira 6 hingga 8 bulan. keadaan ini begitu kuatnya sehingaa kepentingan, kebahagiaan, dan daya hidup orang yang dicintai sama pentingnya atau lebih penting daripada kepentingan, kebahagiaan dan daya hidup diri sendiri.

apabila sepasang kekasih berpisah untuk sementara, seringakali badan ini rasanya gelisah, begitu penyatuan kembali terjadi, semua komponen dalam ikatan cinta itu dapat dipulihkan oleh dopamin dan oksitosin. aktivitas seperti membelai, mencium, menatap, dan memeluk dapat memulihkan ikatan kimiawi cinta dan kepercayaan di otak. serbuan oksitosin dan dopamin itu sekali lagi menekan kegelisahan serta memperkuat sirkuit-sirkuit cinta di otak.

oleh karena itu, para ibu sering kali memperingatkan agar purti-putri mereka untuk TIDAK TERLALU CEPAT dekat dengan pacar baru, dan nasihat ini lebih bijak daripada yang kita sadari. tindakan mendekap atau berpelukan melepaskan oksitosin di otak, khususnya pada perempuan, dan kemungkinan mempercayai orang yang memeluk. tindakan ini juga memperbesar peluang bahwa anda akan mempercayai segala sesuatu yang dikatakan pemeluk itu.

dari sebuah eksperimen mengenai pelukan, kita juga tahu bahwa oksitosin secara alami dikeluarkan di otak setelah satu pelukan yang lamanya 20 detik oleh pasangan. yang menguatkan ikatan antara orang-orang yang berpelukan itu dan memicu sirkuit kepercayaan di otak. jadi, JANGAN BIARKAN SEORANG LAKI-LAKI MEMELUK ANDA KECUALI ANDA BERENCANA UNTUK MEMPERCAYAINYA.

disadur dari buku female brain.

No comments:

Post a Comment